Hidrogenasi Konvensional
Teknologi hidrogenasi konvensional, penambahan gas
Hidrogen (H2) secara langsung, hanya cocok untuk diterapkan pada skala
industri/komersial yang relatif besar. Cara yang lebih sesuai bagi skala usaha
kecil-menengah (UKM) adalah metode hidrogenasi-perpindahan katalitik minyak nabati (catalytic transfer-hydrogenation), yaitu hidrogenasi
yang menggunakan reagen cair pendonor hidrogen dengan bantuan suatu katalis.
Hidrogenasi-perpindahan
Hidrogenasi-perpindahan adalah reaksi pemindahan dua atom H dari molekul suatu reagen, disebut donor
hidrogen, ke molekul suatu zat/substrat yang disebut akseptor hidrogen.
Proses ini pada
umumnya lebih efektif
bila dibantu oleh suatu katalis.
Sebagai akibat dari perpindahan atom-atom H tersebut, donor menjadi teroksidasi
atau “kurang jenuh”, sedangkan akseptor menjadi lebih jenuh atau “tereduksi”.
Hidrogenasi-perpindahan katalitik minyak-lemak
Dalam kasus hidrogenasi-perpindahan katalitik minyak-lemak, agar berpotensi dapat diterapkan pada skala
komersial, tentunya reagen donor hidrogen harus
memiliki sifat sebagai berikut berwujud cair agar memudahkan penanganan,
mudah tersedia dan berharga relatif murah, dan dapat diregenerasi (atau direduksi balik), baik dengan
cara hidrogenasi langsung maupun hidrogenasi elektrokimia.
Riset-riset
hidrogenasi-perpindahan katalitik minyak-lemak melaporkan semuanya menggunakan
katalis paladium (Pd/C dengan kadar Pd 5– 10%). Demikian pula dengan
teknologi hidrogenasi langsung dengan gas H2 yang umum digunakan.
Mahalnya harga katalis paladium menjadi penghambat terbesar komersialisasi
proses hidrogenasi-perpindahan katalitik minyak nabati.
Pengembangan katalis yang
efektif tetapi lebih murah jelas diperlukan semisal penggunaan katalis
berbasis logam lain yang lebih murah seperti Ag, Ni, Cu atau logam lain.
1 Komentar
Artikel yang menarik karena biasanya hiddogenasi dilakukan pada T dan P tinggi
BalasHapusPosting Komentar